KELEMBABAN
UDARA
I.
SOAL
1.
Apa yang dimaksud dengan kelembaban
udara?
2.
Alat yang digunakan untuk mengukur
kelembaban udara adalah?
3.
Ada 3 jenis kelembaban udara,
sebutkan dan jelaskan!
4.
Udara pada suhu 250
dapat mengandung maksimum 90 gram uap air. Tetapi kenyataanya hanya mengandung
30 gram uap air. Berapa kelembaban relatifnya?
5.
Bagaimana keadaan kelembaban udara
di Indonesia? Mengapa demikian?
6.
Isonep adalah?
7.
Apa yang dimaksud dengan awan?
8.
Sebutkan jenis awan berdasarkan
ketinggiannya!
9.
Sebutkan 5 jenis hujan menurut
terjadinya!
10.
Sebutkan jenis hujan di Indonesia!
11.
Faktor yang mempengaruhi tinggi
rendahnya curah hujan?
12.
Indonesia memiliki curah hujan yang
tinggi, mengapa demikian?
II.
JAWABAN
1.
Kelembaban udara adalah konsetrasi
uap air di udara.
2.
Alat pengukur kelembaban udara
adalah hygrometer.
3.
A.
Kelembaban relatif / Nisbi yaitu perbandingan jumlah uap air di udara dengan
yang terkandung di udara pada suhu yang sama.
Contoh
:
Pada suhu 270C, udara tiap-tiap 1 m3 maksimal
dapat memuat 25 gram uap air pada suhu yang sama ada 20 gram uap air,maka
lembab udara pada waktu itu sama dengan
20 x 100 % = 80 %
25
B. Kelembaban absolut / mutlak yaitu banyaknya
uap air dalam gram pada 1 m3.
C.
Kelembaban Spesifik
Kelembapan Spesifik adalah perbandingan kandungan uap air dalam
tiap unit berat udara. Biasanya dinyatakan dengan gram/kg
Contoh:
Dalam 1 kg udara terdapat 60 gram uap air, artinya kelembapan
spesifiknya 60 gram/kg.
4.
Diketahui
:
Suhu
: 25º C
Uap
air maksimum : 90 gram
Uap
air di udara : 30 gram
Jawab
:
30 x 100 % = 33,3%
90
5.
Indonesia
memiliki kelambaban udara yang tinggi karena Negara Indonesia berbentuk negara
kepulauan yang dikelilingi oleh laut yang luas
6.
Isoneph
is a line on a weather map or chart connecting points having the same amount of
cloudiness.
“Isonep
adalah garis pada peda yang menghubungkan titik lokasi yang memiliki kesamaan
awan”
7.
Awan
adalah massa yang dapat dilihat dari tetesan air atau kristal beku tergantung
di atmosfer di atas permukaan bumi atau permukaan planet lain. (Wikipedia)
8.
1) Awan Tinggi ( 6 – 12 km)
Terdapat
pada ketinggian 6 – 12 km. Awan ini terdiri dari kristal-kristal es karena
ketinggiannya. Awan yang tergolong awan tinggi antara lain:
a. Awan cirrus
• Awan ini bentuknya
halus seperti serabut atau bulu yang memanjang di langit
• Suhu awan ini sangat rendah di bawah 0°C.
• Awan cirrus terdiri
dari kristal-kristal es yang sangat kecil dan berwarna putih bersih
• Awan ini tidak menimbulakan hujan
b. Awan Cirrus Stratus
• Bentuknya seperti
kelambu putih yang halus dan rata menutup seluruh langit sehingga tampak cerah,
atau terlihat seperti anyaman yang tidak teratur.
• Awan ini sering
menimbulkan terjadinya hallo (lingkaran yang bulat) yang mengelilingi matahari
atau bulan dan biasanya terjadi pada musim kering
c. Awan Cirro Comullus
• Awan ini
terputus-putus dan penuh dengan kristal-kristal es sehingga terbentuk seperti
gerombolan domba dan sering dapat menimbulkan bayangan.
2) Awan Menengah ( 3 – 6 km)
Adalah
awan yang berada pada ketinggian 3 – 6 km. Yang tergolong awan menengah adalah:
a. Alto Comullus
• Awan ini kecil-kecil
tetapi banyak, bentuknya seperti bola agak tebal berwarna putih sampai pucat
dan ada bagian yang kelabu.
• Awan ini bergerombol
dan sering berdekatan sehingga tampaknya seperti bergandengan
b. Alto Stratus
• Awan ini menempati wilayah yang luas dan
tebal
• Awan ini berwarna
kelabu sehingga pada matahari dan bulan akan tampak terang.
3) Awan Rendah ( kurang dari 3 km)
Awan
yang tergolong awan rendah adalah:
a. Strato Comullus
• Awan ini bentuknya
seperti bola-bola yang sering menutupi seluruh langit sehingga tampak seperti
gelombang di lautan.
• Lapisan awan ini tipis sehingga tidak
menyebabkan hujan
b. Stratus
• Awan rendah dan sangat luas, tingginya
dibawah 2000 m, lapisannya melebar seperti kabut dan berlapis-lapis. Antara
kabut dan awan straus batasnya tidak begitu jelas.
c. Nimbus Stratus
• Awan ini bentukanya
tidak menentu, tepinya compang-camping tidak beraturan.
• Awan ini hanya dapat menyebabkan hujan
gerimis
• Awan ini berwarna putih kegelapan dan
persebarannya dilangit cukup luas
4) Awan Vertikal
Adalah
awan yang terjadi karena udara naik, terdapat pada ketinggian 500 – 1500 meter.
Macam-macam awan vertikal antara lain :
a. Comullus
• Awan ini
bertumpuk-tumpuk dengan puncak yang bundar dan alasnya horisontal
• Warna awan putih
berkilauan, gerakannya vertikal membentuk gumpalan yang semakin gelap dan
meluas
• Awan ini terjadi
ketika udara sangat panas dan bertambah dengan cepat sebelum terjadi hujan
b. Comullus Nimbus
• Merupakan awan yang
berukuran besar dan padat, tinggi berbentuk seperti gunung atau menara-menara
yang besar dan pada puncaknya melebar.
• Merupakan awan yang
menyebabkan terjadinya hujan lebat, angin ribut, dan badai
9.
Jenis
hujan berdasarkan proses terjadinya :
a. Hujan siklonal, yaitu hujan yang terjadi
karena udara panas yang naik disertai dengan angin berputar.
b. Hujan Senithal, yaitu hujan yang sering
terjadi di daerah sekitar ekuator(garis khayal yang membagi bumi menjadi bagian
utara dan selatan), akibat pertemuan Angin Pasat Timur Laut dengan Angin Pasat
Tenggara. Kemudian angin tersebut naik dan membentuk gumplan-gumpalan awan di
sekitar ekuator yang berakibat awan menjadi jenuh dan turunlah hujan.
c. Hujan Orografis, yaitu hujan yang terjadi
karena angin yang mengandung uap air yang bergerak horizontal. Angin tersebut
naik menuju pegunungan , suhu udara menjadi dingin sehingga terjadi kondensasi.
Terjadilah hujan di sekitar pegunungan.
d. Hujan Frontal, yaitu hujan yang terjadi
apabila massa udara yang dingin bertemu dengan massa udara yang panas. Tempat
pertemuan antara kedua massa itu disebut bidang front. Karena lebih berat,
massa udara dingin menjadi lebih berada di bawah. Di sekitar bidang front
inilah sering terjadi hujan lebat yang disebut hujan frontal.
e. Hujan Muson atau Hujan Musiman, yaitu hujan
yang terjadi karena Angin Musim (Angin Muson). Penyebab terjadinya Angin Muson
adalah karena adanya pergerakan semu tahunan Matahari antara Garis Balik Utara
dan Garis Balik Selatan. Di Indonesia, hujan muson terjadi di bulan Oktober
sampai April. Sementara di kawasan Asia Timur terjadi di bulan Mei sampai
Agustus. Siklus inilah yang menyebabkan adanya musim penghujan dan musim
kemarau.
10. a. Hujan muson
b. Hujan frontal
c. Hujan Orografis
d. Hujan Zenithal
11.
a. Arah angin
b. Luas daratan
c. Ketinggian
d. Jarak dari sumber air
e. Garis lintang
12.
Karena
di Indonesia berada di garis khatulistiwa yang menyebabkan banyak evaporasi
(penguapan ) yang terjadi dan karena Indonesia adalah negara maritim maka
menambah banyaknya penguapan yang terjadi.
0 komentar:
Posting Komentar