Jumat, 06 Juni 2014

Klasifikasi Iklim



KLASIFIKASI IKLIM
I.                   SOAL
1.      Jelaskan pembagian iklim matahari!
2.      Apa yang dimaksud iklim fisis? Berikan contoh!
3.      Iklim fisis Indonesia adalah laut dan muson, sebutkan ciri-cirinya!
4.      Sebutkan ciri-ciri iklim darat! Berikan contoh!
5.      Jelaskah iklim Junghunt!
6.      Jelaskan pembagian iklim Koppen!
7.      Menurut Koppen, wilayah Indonesia sebagian beriklim?
8.      Jelaskan iklim menurut Schmidt – Ferguson!
9.      Di daerah Majumundur memiliki curah hujan sebagai berikut :
Bulan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
C. Hujan
130
135
115
94
80
55
51
50
40
87
99
101
Tentukan iklim menurut Schmidt – Ferguson!
10. Jelaskan iklim menurut Oldeman!
11. Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan iklim global?
12. Apa yang dimaksud global warming? Dan sebutkan faktornya!
13. Apa yang dimaksud El nino dan La nina?

II.               JAWABAN
1.            Iklim matahari ditentukan berdasarkan garis lintang dan besarnya penyinaran matahari. Iklim matahari juga disebut Iklim Lintang dan Iklim Teori
a.      Tropis                : 0º - 23,5º   LU/LS
b.      Subtropis          : 23,5º - 40º LU/LS
c.      Sedang              : 40º - 66,5º LU/LS
d.      Dingin               : 66,5º - 90º LU/LS
2.            Iklim fisis adalah iklim yang berdasarkan fakta sesungguhnya di suatu wilayah muka bumi sebagai hasil pengaruh lingkungan alam yang terdapat di wilayah tersebut.
Contoh :
a.            Iklim darat
b.            Iklim laut
c.            Iklim dataran tinggi
d.            Iklim pegunungan
3.            Ciri-ciri iklim laut :
a.            Amplitudo suhu harian rendah
b.            Kelembabannya tinggi
c.            Memiliki banyak awan
d.            Sering hujan lebat dan disertai badai

Ciri-ciri iklim muson :
a.            Bertiup setengah tahun angin basah yang menyebabkan hujan.
b.            Bertiup setengah tahun angina kering yang menyebabkan kemarau.
4.            Ciri-ciri iklim darat :
a.            Amplitudo suhu harian tinggi
b.            Curah hujan yang sedikit
c.            Awan tidak terlalu banyak
d.            Hujan hanya sebentardisertai badai
5.            Iklim Junghunt didasari oleh ketinggian, tempat, dan vegetasi.
Junghuhn seorang ilmuwan berkebangsaan Belanda, mengadakan penelitian di Sumatra Selatan dan Dataran Tinggi Bandung. Berdasarkan hasil penelitiannya F. Junghuhn membagi iklim di Indonesia berdasarkan ketinggian tempat.
Empat daerah iklim menurut F. Junghuhn adalah sebagai berikut:
a.      Zona panas       :  -    Ketinggian tempat antara 0 – 650 m.
-         Suhu 26,3° – 22°C.
-         Tanamannya seperti padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa, dan cokelat.
b.      Zona sedang     : -     Ketinggian tempat 650 – 1500 m.
-         Suhu 22° -17,1°C.
-         Tanamannya seperti padi, tembakau, teh, kopi, cokelat, kina, dan sayur-sayuran.
c.      Zona sejuk        : -     Ketinggian tempat 1500 – 2500 m.
-         Suhu 17,1° – 11,1°C.
-         Tanamannya seperti teh, kopi, kina, dan sayur-sayuran.
d.      Zona dingin      : -     Ketinggian tempat lebih dari 2500 m.
-         Suhu 11,1° – 6,2°C.
-         Tanamannya tidak ada tanaman budidaya kecuali sejenis lumut.

6.            Iklim Koppen didasari oleh curah hujan dan suhu.
Wladimir Koppen adalah seorang ahli iklim yang lahir di Saint Petersburg, Russia pada tanggal 25 September 1846. Ia bekerja sama dengan seorang ahli iklim Jerman yang bernama Rudolf Geiger untuk mengubah sistem klasifikasi iklim yang akhirnya sering disebut sistem klasifikasi Köppen–Geiger
a.      Iklim A – Iklim Hujan Tropis (Tropical Climate)
1. Iklim hutan hujan tropis (Af):
Mengalami kelembaban 60 mm (2.4 in) ke atas sepanjang 12 bulan. Iklim ini terjadi pada garis lintang 5-10° dari khatulistiwa. Di beberapa wilayah pantai timur, dapat pula mencapai 25° dari khatulistiwa. Iklim ini didominasi oleh Sistem Tekanan Rendah Doldrums sepanjang tahun, oleh sebab itu tidak mengalami perubahan musim.
   2. Iklim monsun tropis (Am):
Jumlah hujan pada bulan-bulan basah dapat mengimbangi kekurangan hujan pada bulan-bulan kering, sehingga pada daerah ini masih terdapat hutan yang sangat lebat dan curah hujan yang lebat.
   3. Iklim basah dan kering atau sabana tropis (Aw):
Jumlah hujan pada bulan-bulan basah tidak dapat mengimbangi kekurangan hujan pada bulan-bulan kering, sehingga vegetasi yang ada hanyalah padang rumput dengan pohon-pohon yang jarang.
b.      Iklim B – Iklim Kering/Gurun (Dry Climate)
1. Stepa (Bs):
Daerah setengah kering yang terletak antara daerah sabana dan daerah padang pasir pada lintang rendah.
2. Iklim padang pasir
c.   Iklim C – Iklim Sedang (Warm Temperate Climate)
         1. Iklim mediterania (Csa, Csb):
Iklim Mediterania adalah iklim pada kebanyakan wilayah cekungan Mediterania sebagai bagian dari iklim subtropis. Di luar Mediterania, iklim jenis ini terdapat di wilayah California, sebagian Australia barat dan selatan, Afrika Selatan bagian barat daya dan sebagian dari Chili tengah.
         2. Iklim subtropis (Cfa, Cwa):
Kondisi iklim subtropis diwarnai dengan gangguan dan rintangan dari alam seperti badai, hujan salju, atau tornado. Daerah beriklim subtropis memiliki 4 musim yaitu musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin.
         3. Iklim sedang maritim atau iklim laut (Cfb, Cwb):
iklim yang biasanya ditemukan di sepanjang pantai barat di area garis lintang tengah di beberapa benua di dunia, dan juga di area tenggara Australia. Iklim dekat lautan mengalami musim panas yang sederhana dingin dan musim dingin yang agak hangat dibandingkan musim dingin dalam iklim lain.
         4. Iklim subarktik maritim atau iklim laut subkutub (Cfc):
Kawasan beriklim Samudera Subkutub bercirikan iklim lautan, cuma terletak lebih dekat dengan area Kutub. Oleh itu, area ini lebih dingin dibandingkan iklim lautan yang lain. Iklim Samudera Subkutub mengalami selebih-lebihnya tiga bulan suhu rata-rata bulanan melebihi 10 ° C (50 ° F). Seperti iklim lautan, tidak suhu rata-rata bulanan yang kurang dari -3 ° C (26.6 ° F).
d.   Iklim D – Iklim Salju atau Mikrothermal (Snow Climate)
1. Iklim benua musim panas (Dfa, Dwa, Dsa)
         2. Iklim benua musim panas hangat atau hemiboreal (Dfb, Dwb, Dsb)
3. Iklim subarktik kontinental atau boreal (taiga) (Dfc, Dwc, Dsc)
         4. Iklim subarktik kontinental dengan musim dingin ekstrem (Dfd, Dwd)
e.   Iklim E – Iklim Kutub (Ice Climate)
1. Iklim tundra (ET)
Tundra adalah suatu area dimana pertumbuhan pohon terhambat dengan rendahnya suhu lingkungan sekitar karena itu disebut daerah tanpa pohon. Pada area ini, mayoritas tumbuhan yang hidup biasanya berupa lumut, rerumputan,.Tundra biasanya hidup di daerah dingin.
           2. iklim kutub es (EF)
Iklim kutub adalah iklim dingin yang terdapat di daerah kutub. Di daerah itu musim dingin berlangsung lama, musim panas yang sejuk berlangsung singkat, udaranya kering, tanahnya selalu membeku sepanjang tahun, saat musim dingin seluruh tanah ditutupi es, memiliki jenis vegetasi berupa lumut-lumutan dan semak-semak. – Iklim Kutub (Ice Climate)

7.            Berdasarkan klasifikasi iklim W. Koppen, sebagian besar iklim Indonesia berada di Iklim A.
8.            Sistem klasifikasi iklim ini banyak digunakan dalam bidang kehutanan dan perkebunan serta sudah sangat dikenal di Indonesia.
Kriteria yang digunakan adalah dengan penentuan nilai Q, yaitu perbandingan antara bulan kering (BK) dan bulan basah (BB) dikalikan 100% (Q = BK / BB x 100%).
Klasifikasi ini merupakan modifikasi atau perbaikan dari sistem klasifikasi Mohr (Mohr menentukan berdasarkan nilai rata-rata curah hujan bulanan selama periode pengamatan). BB dan BK pada klasifikasi Schmidt-Ferguson ditentukan tahun demi tahun selama periode pengamatan yang kemudian dijumlahkan dan dihitung rata-ratanya.
Kriteria bulan basah dan bulan kering (sesuai dengan kriteria Mohr) adalah :
1.   Bulan Basah (BB)
      Bulan dengan curah hujan > 100 mm
2.   Bulan Lembab (BL)
      Bulan dengan curah hujan antara 60 – 100 mm
3.   Bulan Kering (BK)
      Bulan dengan curah hujan < 60 mm
Klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson ditentukan dari nilai Q yang dikelompokkan menjadi 8 tipe iklim, yaitu :
Tipe Iklim
Nilai Q (%)
Keadaan Iklim dan Vegetasi
A
< 14,3
Daerah sangat basah, hutan hujan tropika
B
14,3 – 33,3
Daerah basah, hutan hujan tropika
C
33,3 – 60,0
Daerah agak basah, hutan rimba, daun gugur pada musim kemarau
D
60,0 – 100,0
Daerah sedang, hutan musim
E
100,0 – 167,0
Daerah agak kering, hutan sabana
F
167,0 – 300,0
Daerah kering, hutan sabana
G
300,0 – 700,0
Daerah sangat kering, padang ilalang
H
> 700,0
Daerah ekstrim kering, padang ilalang

9.            Termasuk Iklim D (Iklim sedang)
10.       Penentuan iklim menurut Oldeman menggunakan dasar yang sama dengan penentuan iklim menurut Schmidt-Ferguson, yaitu unsur curah hujan. Bulan basah dan bulan kering dikaitkan dengan kegiatan pertanian di daerah tertentu sehingga penggolongan iklimnya disebut juga zona agroklimat. Misalnya, jumlah curah hujan sebesar 200 mm tiap bulan dipandang cukup untuk membudidayakan padi sawah. Sedang untuk membudidayakan palawija, jumlah curah hujan minimal yang diperlukan adalah 100 mm tiap bulan. Selain itu, musim hujan selama 5 bulan dianggap cukup untuk membudidayakan padi sawah selama satu musim.
Dalam metode ini, dasar penentuan bulan basah, bulan lembap, dan bulan kering sebagai berikut.
a. Bulan basah, apabila curah hujannya > 200 mm.
b. Bulan lembap, apabila curah hujannya 100–200 mm.
c. Bulan kering, apabila curah hujannya < 100 mm.

Berikut ini adalah tipe-tipe iklim menurut Oldeman.
Iklim A : Jika terdapat lebih dari 9 bulan basah berurutan.
Iklim B : Jika terdapat 7–9 bulan basah berurutan.
Iklim C : Jika terdapat 5–6 bulan basah berurutan.
Iklim D : Jika terdapat 3–4 bulan basah berurutan.
Iklim E : Jika terdapat kurang dari 3 bulan basah berurutan.

11.       Faktor yang mempengaruhi perubahan iklim :
a.            Aktivitas matahari
b.            Pergerakan lempeng
c.            Letusan gunung
d.            Karbondioksida yang berlebihan
e.            Penebangan liar
f.             Penggunaan bahan bakar fosil yang berlebihan
g.            Penggunaan rumah kaca
12.       Global warming adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. (Wikipedia)
Faktornya adalah :
a.            Efek rumah kaca
b.            Efek umpan balik
            Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara, kelembapan relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat).
c.            Penggunaan bahan bakar fosil yang berlebihan.
d.            Kurangnya hutan penyerap karbondioksida (paru-paru dunia)
13.                         El Nino adalah fenomena alam dan bukan badai, secara ilmiah diartikan meningkatnya suhu muka laut di sekitar Pasifik Tengah dan Timur sepanjang ekuator dari nilai rata-ratanya. Menyebabkan curah hujan berkurang, bahkan pernah menimbulkan kekeringan panjang di Indonesia. Lebih buruknya dapat menyebabkan kebakaran hutan.
La Nina merupakan suatu kondisi dimana terjadi penurunan suhu muka laut di kawasan Timur ekuator di Lautan Pasifik. Dalam kondisi La Nina, Indonesia memiliki curah hujan yang lebat.




1 komentar: