SUNGAI
DAN DANAU
I.
SOAL
1.
Sebutkan jenis sungai menurut:
a. Menurut
debit airnya.
b. Menurut
sumber airnya.
c. Menurut
kemiringan lereng.
d. Menurut
struktur geologi.
2.
Sebutkan, jelaskan serta gambarkan
6 pola aliran sungai!
3.
Sungai dibagi menjadi 3 bagian,
yaitu hulu, tengah, dan hilir. Jelaskan!
4.
Sebutkan jenis danau menurut cara
terjadinya!
II.
JAWABAN
1.
A. Berdasarkan debit airnya (volume
airnya), sungai dibedakan menjadi 4 macam yaitu sungai permanen, sungai
periodik, sungai episodik, dan sungai ephemeral.
Ø Sungai
Permanen adalah sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif tetap.
Contoh:
Sungai Kapuas, Sungai Kahayan, Sungai Barito dan Sungai Mahakam
di Kalimantan. Sungai Musi, Sungai Batanghari dan Sungai Indragiri di Sumatera.
Ø Sungai
Periodik adalah sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak, sedangkan
pada musim kemarau airnya kecil.
Contoh:
Sungai jenis ini banyak terdapat di
pulau Jawa, antara lain, Sungai Bengawan Solo, dan Sungai Opak di Jawa Tengah,
Sungai Progo dan Sungai Code di Daerah Istimewa Yogyakarta serta Sungai Brantas
di Jawa Timur.
Ø Sungai
Episodik adalah sungai yang pada musim kemarau airnya kering dan pada musim
hujan airnya banyak.
Contoh:
Sungai Kalada di pulau Sumba.
Ø Sungai
Ephemeral adalah sungai yang ada airnya hanya pada saat musim hujan. Pada
hakekatnya sungai jenis ini hampir sama dengan jenis episodik, hanya saja pada
musim hujan sungai jenis ini airnya belum tentu banyak.
B.
Berdasarkan sumber airnya sungai dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sungai
hujan, sungai gletser dan sungai campuran.
Ø Sungai
Hujan adalah sungai yang airnya berasal dari air hujan atau sumber mata air.
Contoh:
Sungai-sungai yang ada di pulau Jawa dan
Nusa Tenggara.
Ø Sungai
Gletser adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan es.
Contoh sungai yang airnya benar-benar
murni berasal dari pencairan es saja (ansich) boleh dikatakan tidak ada, namun
pada bagian hulu sungai Gangga di India (yang berhulu di Peg. Himalaya) dan
hulu sungai Phein di Jerman (yang berhulu di Pegunungan Alpen) dapat dikatakan
sebagai contoh jenis sungai ini.
Ø Sungai
Campuran adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan es (gletser), dari
hujan, dan dari sumber mata air.
Contoh:
Sungai Digul dan Sungai Mamberamo di
Papua.
C. Berdasarkan asal kemiringan lereng
sungai dibedakan menjadi 5 jenis yaitu sungai konsekuen, sungai subsekuen,
sungai obsekuen, sungai resekuen dan sungai insekuen.
Ø Sungai
Konsekuen adalah sungai yang airnya mengalir mengikuti arah lereng awal.
Contoh :
Sungai Progo Di Jawa Tengah.
Ø Sungai
Subsekuen atau Strike Valley adalah
sungai yang aliran airnya mengikuti strike batuan.
Contoh :
Sungai Opak Di Jogjakarta.
Ø Sungai
Obsekuen adalah sungai yang aliran airnya berlawanan arah dengan sungai
konsekuen atau berlawanan arah dengan kemiringan lapisan batuan serta bermuara
di sungai subsekuen.
Contoh :
Sungai bawah tanah di daerah karst
Gunung Kidul.
Ø Sungai
Resekuen adalah sungai yang airnya mengalir mengikuti arah kemiringan lapisan
batuan dan bermuara di sungai subsekuen.
Contoh
:
Ø Sungai
Insekuen adalah sungai yang mengalir tanpa dikontrol oleh litologi maupun
struktur geologi.
Contoh
:
D.
Menurut struktur geologinya, sungai di bedakan menjadi 2 jenis, yaitu sungai
antiseden dan sungai epigenesa.
Ø Sungai
antiseden adalah sungai yang arah alirannya tetap meskipun terjadi pengangkatan
permukaan bumi karena daya erosi sungai mampu mengimbangi pengangkatan yang
terjadi.
Ø Sungai
epigenesa adalah sungai yang melintang dengan struktur geologis sehingga
mengikis batuan induk di dasar sungai.
E.
Sungai menurut tempat bermuaranya (Tambahan)
Ø Sungai
areic adalah sungai yang airnya habis dalam perjalanan.
Contoh:
Sungai Kalada di NTT.
Ø Sungai
edoraic adalah sungai yang bermuara ke danau.
Contoh:
Sungai Lau Renun yang bermuara di Danau Toba.
Ø Sungai
exoric adalah sungai yang bermuara ke laut.
Contoh:
hampir kebanyaknya sungai bermuara ke laut.
2.
Sungai menurut pola alirannya :
Ø Pola
dendritik adalah pola aliran sungai berbentuk cabang pohon dengan sudut tumpul,
terdapat di dataran rendah dan dekat dengan muara sungai dengan lereng landai.
Ø Pola
pinnate adalah pola aliran sungai berbentuk anak panah dengan sudut lancip 60
derajat, terdapat di daerah hulu sungai yang berlereng terjal/curam.
Ø Pola
trellis adalah pola aliran sungai berbentuk sudut siku-siku 90 derajat dan
sejajar, terdapat di daerah pegunungan lipatan (sinklinal).
Ø Pola
rectangular adalah pola aliran yang membentuk pola persegi empat dengan sudut
siku-siku 90 derajat, terdapat di daerah patahan.
Ø Pola
annular adalah pola aliran sungai yang melingkar, terdapat di daerah pegunungan
kapur atau karst.
Ø Pola
parallel adalah pola anak sungai utama
saling sejajar atau hampir sejajar, bermuara pada sungai-sungai utama dengan
sudut lancip atau langsung bermuara ke laut. Berkembang di lereng yang
terkontrol oleh struktur (lipatan monoklinal, isoklinal, sesar yang saling
sejajar dengan spasi yang pendek) atau dekat pantai.
Ø Pola
radial sentrifugal (Fugal = menyebar) adalah pola aliran sungai yang arah
aliran airnya menyebar, terdapat di cembungan (kawah gunung berapi).
Ø Pola
radial sentripetal (Petal = memusat) adalah pola aliran sungai yang arah aliran
airnya memusat, terdapat di daerah cekungan (danau).
Ø Pola
deranged adalah pola aliran yang tidak teratur dengan sungai dengan sungai
pendek yang arahnya tidak menentu, payau dan pada daerah basah mencirikan
daerah glacial bagian bawah.
Ø Pola
Memusat/Multibasinal adalah percabangan sungai tidak bermuara pada sungai
utama, melainkan hilang ke bawah permukaan. Berkembang pada topografi karst.
3.
Definisi serta
karakteristik hulu, tengah dan hilir.
Ø Definisi
dan karakteristik bagian hulu sungai.
Hulu
merupakan bagian dari sungai yang memiliki topografi berbentuk bergelombang,
berunung-gunung dan berbukit, memiliki kerapatan drainase yang tinggi, sehingga
sumber air dapat masuk ke sungai utama dan mengalami erosi.
Bagian
hulu memiliki peran untuk menyimpan air yang berasal dari air hujan, sehingga
dapat digunakan untuk mempertahankan kualitas air. Dengan demikian, bagian hulu
ini dapat melindungi dan mempertahankan kondisi dari daerah aliran sungai agar
tidak mengalami degradasi yang besar.
Karakteristik
bagian hulu sungai.
·
Merupakan awal dari aliran sungai (mata
air)
·
Debit air relatif kecil dan dipengaruhi
curah hujan
·
Kondisi dasar sungai berbatu
·
Sering ditemui air terjun dan jeram
·
Erosi sungai mengarah ke dasar sungai
(vertikal)
·
Aliran air mengalir di atas batuan induk
·
Aliran sungai mengerosi batuan induk
·
Aliran sungai cenderung lurus
·
Tidak pernah terjadi banjir
·
Kualitas air masih baik
Ø Definisi
dan karakteristik bagian tengah sungai.
Tengah adalah bagian
dari sungai yang berasal dari terusan aliran hulu. Bagian tengah yang merupakan
lanjutan dari aliran hulu sungai memiliki peran penting dalam memberikan manfaat
ekonomis dan sosial dalam kehidupan sehari-hari.
Karakteristik bagian tengah sungai.
·
Merupakan lanjutan dari hulu sungai
·
Lembah sungai berbentuk huruf U
·
Aliran air tidak terlalu deras
·
Proses erosi sudah tidak dominan
·
Proses proses transportasi hasil erosi
dari hulu
Ø Definisi
dan karakteristik dari hilir sungai.
Hilir merupakan bagian
dari sungai yang memiliki bentuk topografi datar sampai dengan landai. Daerah
ini merupakan bagian yang memiliki endapan sedimen.
Bagian hilir pada
aliran sungai memiliki peranan yang sama dengan bagian tengah yaitu berfungsi
dalam memberikan manfaat ekonomis dan sosial, seperti pemenuhan air yang bersih,
membantu pengairan dalam pertanian (irigasi), pengelolaan air limbah dan
penyaluran air.
Karakteristik bagian hilir sungai
·
Merupakan bagian akhir sungai menuju
laut
·
Lembah sungai berbentuk huruf U
·
Aliran air permanen
·
Terdapat pengendapan di dalam alur sungai
·
Sering terjadi banjir
·
Terdapat daerah dataran banjir
·
Aliran sungai berkelok-kelok membentuk
meander
·
Terdapat danau tapal kuda (oxbow lake)
·
Erosi sungai ke arah sampinh (lateral)
·
Badan sungai melebar
4.
Danau berdasarkan proses terbentuknya.
Ø Danau
Tektonik yaitu danau yang terbntuk oleh tenaga endogen yang bersumber dari
gerakan tektonik seperti cekungan-cekungan akibat patahan dan lipatan.
Contoh:
Danau Tempe, Danau Tondano dan Danau Towuti di Sulawesi.
Ø Danau
Vulkanik yaitu danau bekas gunung api. Air danau berasal dari curah hujan yang
tertampung pada lubang kepundan atau kaldera.
Contoh:
Danau Kawah Gunung Kelud, Danau Kawah Gunung Batur, dan Danau Kawah Gunung
Galunggung.
Ø Danau
Vulkano-Tektonik yaitu danau yang terbentuk karena gabungan proses vulkanik dan
tektonik. Patahan atau depresi pada bagian permukaan bumi pasca letusan. Dapur
magma yang telah kosong menjadi tidak stabil sehingga terjadi pemerosotan atau
patah. Cekungan akibat patahan tersebut kemudian diisi oleh air
Contoh: Danau Toba di Sumatera.
Ø Danau
Karst terbentuk karena adanya pelarutan batuan kapur oleh air sehingga
membentuk cekungan. Bila cekungan ini terisi oleh air, maka terbentuk danau
yang disebut dolina. Dolina merupakan lubang-lubang yang berbentuk corong.
Lubang-lubang dolina yang menjadi satu disebut uvala (telaga). Deretan
uvala-uvala atau dolina menjadi satu membentuk polje.
Contoh: Lokva Bendogede di Kecamatan
Ponjong di daerah Gunung Kidul.
Ø Danau
Ladam (oxbow lake atau sungai tapal kuda) terbentuk akibat proses pemotongan
saluran sungai meander (Sungai berkelok yang terjadi akibat pengikisan dan
pengendapan) secara alami dan ditinggalkan oleh alirannya sehingga disebut juga
kali mati.
Ø Danau
Glestser adalah danau yang terbentuk karena es mencair. Pada saat gletser
mencair dan meluncur ke bawah, gletser tersebut mengikis batuan yang dilaluinya
sehingga terbentuklah cekungan. Jika terisi oleh air maka terbentuklah danau.
Ø Danau
Bendungan Alami adalah danau bendungan alami terbentuk karena adanya longsoran
dari tebing, sehingga menutupi aliran sungai.
Contoh: Danau Pengilon di Dieng dan
Telaga Sarangan di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Ø Danau
Erosi adalah danau yang terbentuk karena adanya erosi atau pendalaman dasar
lembah oleh gletser dengan massa es yang besar. Contoh: Danau Great (The Great
Lake) di Amerika Utara, Danau Finger di New York.
Ø Danau
Buatan atau Waduk adalah danau yang
secara sengaja dibuat oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan air pertanian,
perikanan darat, air minum, dan lain sebagainya.
Contoh : Waduk Jatiluhur di Jawa Barat dan Waduk
Cacaban di Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah
0 komentar:
Posting Komentar