Jumat, 06 Juni 2014

Sungai dan Danau



SUNGAI DAN DANAU
I.                   SOAL
1.      Sebutkan jenis sungai menurut:
a.      Menurut debit airnya.
b.      Menurut sumber airnya.
c.      Menurut kemiringan lereng.
d.      Menurut struktur geologi.
2.      Sebutkan, jelaskan serta gambarkan 6 pola aliran sungai!
3.      Sungai dibagi menjadi 3 bagian, yaitu hulu, tengah, dan hilir. Jelaskan!
4.      Sebutkan jenis danau menurut cara terjadinya!
II.               JAWABAN
1.      A. Berdasarkan debit airnya (volume airnya), sungai dibedakan menjadi 4 macam yaitu sungai permanen, sungai periodik, sungai episodik, dan sungai ephemeral.
Ø  Sungai Permanen adalah sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif tetap.
Contoh:
Sungai Kapuas,  Sungai Kahayan, Sungai Barito dan Sungai Mahakam di Kalimantan. Sungai Musi, Sungai Batanghari dan Sungai Indragiri di Sumatera.
Ø  Sungai Periodik adalah sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak, sedangkan pada musim kemarau airnya kecil.
Contoh:
Sungai jenis ini banyak terdapat di pulau Jawa, antara lain, Sungai Bengawan Solo, dan Sungai Opak di Jawa Tengah, Sungai Progo dan Sungai Code di Daerah Istimewa Yogyakarta serta Sungai Brantas di Jawa Timur.
Ø  Sungai Episodik adalah sungai yang pada musim kemarau airnya kering dan pada musim hujan airnya banyak.
Contoh:
Sungai Kalada di pulau Sumba.
Ø  Sungai Ephemeral adalah sungai yang ada airnya hanya pada saat musim hujan. Pada hakekatnya sungai jenis ini hampir sama dengan jenis episodik, hanya saja pada musim hujan sungai jenis ini airnya belum tentu banyak.
B. Berdasarkan sumber airnya sungai dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sungai hujan, sungai gletser dan sungai campuran.
Ø  Sungai Hujan adalah sungai yang airnya berasal dari air hujan atau sumber mata air.
Contoh:
Sungai-sungai yang ada di pulau Jawa dan Nusa Tenggara.
Ø  Sungai Gletser adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan es.
Contoh sungai yang airnya benar-benar murni berasal dari pencairan es saja (ansich) boleh dikatakan tidak ada, namun pada bagian hulu sungai Gangga di India (yang berhulu di Peg. Himalaya) dan hulu sungai Phein di Jerman (yang berhulu di Pegunungan Alpen) dapat dikatakan sebagai contoh jenis sungai ini.
Ø  Sungai Campuran adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan es (gletser), dari hujan, dan dari sumber mata air.
Contoh:
Sungai Digul dan Sungai Mamberamo di Papua.
C. Berdasarkan asal kemiringan lereng sungai dibedakan menjadi 5 jenis yaitu sungai konsekuen, sungai subsekuen, sungai obsekuen, sungai resekuen dan sungai insekuen.
Ø  Sungai Konsekuen adalah sungai yang airnya mengalir mengikuti arah lereng awal.
Contoh :
Sungai Progo Di Jawa Tengah.
Ø  Sungai Subsekuen atau Strike Valley adalah sungai yang aliran airnya mengikuti strike batuan.
Contoh :
Sungai Opak Di Jogjakarta.
Ø  Sungai Obsekuen adalah sungai yang aliran airnya berlawanan arah dengan sungai konsekuen atau berlawanan arah dengan kemiringan lapisan batuan serta bermuara di sungai subsekuen.
Contoh :
Sungai bawah tanah di daerah karst Gunung Kidul.
Ø  Sungai Resekuen adalah sungai yang airnya mengalir mengikuti arah kemiringan lapisan batuan dan bermuara di sungai subsekuen.
Contoh :

Ø  Sungai Insekuen adalah sungai yang mengalir tanpa dikontrol oleh litologi maupun struktur geologi.
Contoh :

D. Menurut struktur geologinya, sungai di bedakan menjadi 2 jenis, yaitu sungai antiseden dan sungai epigenesa.
Ø  Sungai antiseden adalah sungai yang arah alirannya tetap meskipun terjadi pengangkatan permukaan bumi karena daya erosi sungai mampu mengimbangi pengangkatan yang terjadi.
Ø  Sungai epigenesa adalah sungai yang melintang dengan struktur geologis sehingga mengikis batuan induk di dasar sungai.

E. Sungai menurut tempat bermuaranya (Tambahan)
Ø  Sungai areic adalah sungai yang airnya habis dalam perjalanan.
Contoh: Sungai Kalada di NTT.
Ø  Sungai edoraic adalah sungai yang bermuara ke danau.
Contoh: Sungai Lau Renun yang bermuara di Danau Toba.
Ø  Sungai exoric adalah sungai yang bermuara ke laut.
Contoh: hampir kebanyaknya sungai bermuara ke laut.
2.      Sungai menurut pola alirannya :
Ø  Pola dendritik adalah pola aliran sungai berbentuk cabang pohon dengan sudut tumpul, terdapat di dataran rendah dan dekat dengan muara sungai dengan lereng landai.
Ø  Pola pinnate adalah pola aliran sungai berbentuk anak panah dengan sudut lancip 60 derajat, terdapat di daerah hulu sungai yang berlereng terjal/curam.
Ø  Pola trellis adalah pola aliran sungai berbentuk sudut siku-siku 90 derajat dan sejajar, terdapat di daerah pegunungan lipatan (sinklinal).
Ø  Pola rectangular adalah pola aliran yang membentuk pola persegi empat dengan sudut siku-siku 90 derajat, terdapat di daerah patahan.
Ø  Pola annular adalah pola aliran sungai yang melingkar, terdapat di daerah pegunungan kapur atau karst.
Ø  Pola parallel adalah pola  anak sungai utama saling sejajar atau hampir sejajar, bermuara pada sungai-sungai utama dengan sudut lancip atau langsung bermuara ke laut. Berkembang di lereng yang terkontrol oleh struktur (lipatan monoklinal, isoklinal, sesar yang saling sejajar dengan spasi yang pendek) atau dekat pantai.
Ø  Pola radial sentrifugal (Fugal = menyebar) adalah pola aliran sungai yang arah aliran airnya menyebar, terdapat di cembungan (kawah gunung berapi).
Ø  Pola radial sentripetal (Petal = memusat) adalah pola aliran sungai yang arah aliran airnya memusat, terdapat di daerah cekungan (danau).
Ø  Pola deranged adalah pola aliran yang tidak teratur dengan sungai dengan sungai pendek yang arahnya tidak menentu, payau dan pada daerah basah mencirikan daerah glacial bagian bawah.
Ø  Pola Memusat/Multibasinal adalah percabangan sungai tidak bermuara pada sungai utama, melainkan hilang ke bawah permukaan. Berkembang pada topografi karst.
3.      Definisi serta karakteristik hulu, tengah dan hilir.
Ø  Definisi dan karakteristik bagian hulu sungai.
Hulu merupakan bagian dari sungai yang memiliki topografi berbentuk bergelombang, berunung-gunung dan berbukit, memiliki kerapatan drainase yang tinggi, sehingga sumber air dapat masuk ke sungai utama dan mengalami erosi.
Bagian hulu memiliki peran untuk menyimpan air yang berasal dari air hujan, sehingga dapat digunakan untuk mempertahankan kualitas air. Dengan demikian, bagian hulu ini dapat melindungi dan mempertahankan kondisi dari daerah aliran sungai agar tidak mengalami degradasi yang besar.
Karakteristik bagian hulu sungai.
·        Merupakan awal dari aliran sungai (mata air)
·        Debit air relatif kecil dan dipengaruhi curah hujan
·        Kondisi dasar sungai berbatu
·        Sering ditemui air terjun dan jeram
·        Erosi sungai mengarah ke dasar sungai (vertikal)
·        Aliran air mengalir di atas batuan induk
·        Aliran sungai mengerosi batuan induk
·        Aliran sungai cenderung lurus
·        Tidak pernah terjadi banjir
·        Kualitas air masih baik
Ø  Definisi dan karakteristik bagian tengah sungai.
Tengah adalah bagian dari sungai yang berasal dari terusan aliran hulu. Bagian tengah yang merupakan lanjutan dari aliran hulu sungai memiliki peran penting dalam memberikan manfaat ekonomis dan sosial dalam kehidupan sehari-hari.
Karakteristik bagian tengah sungai.
·        Merupakan lanjutan dari hulu sungai
·        Lembah sungai berbentuk huruf U
·        Aliran air tidak terlalu deras
·        Proses erosi sudah tidak dominan
·        Proses proses transportasi hasil erosi dari hulu
Ø  Definisi dan karakteristik dari hilir sungai.
Hilir merupakan bagian dari sungai yang memiliki bentuk topografi datar sampai dengan landai. Daerah ini merupakan bagian yang memiliki endapan sedimen.
Bagian hilir pada aliran sungai memiliki peranan yang sama dengan bagian tengah yaitu berfungsi dalam memberikan manfaat ekonomis dan sosial, seperti pemenuhan air yang bersih, membantu pengairan dalam pertanian (irigasi), pengelolaan air limbah dan penyaluran air.
Karakteristik bagian hilir sungai
·        Merupakan bagian akhir sungai menuju laut
·        Lembah sungai berbentuk huruf U
·        Aliran air permanen
·        Terdapat pengendapan di dalam alur sungai
·        Sering terjadi banjir
·        Terdapat daerah dataran banjir
·        Aliran sungai berkelok-kelok membentuk meander
·        Terdapat danau tapal kuda (oxbow lake)
·        Erosi sungai ke arah sampinh (lateral)
·        Badan sungai melebar
4.      Danau  berdasarkan proses terbentuknya.
Ø  Danau Tektonik yaitu danau yang terbntuk oleh tenaga endogen yang bersumber dari gerakan tektonik seperti cekungan-cekungan akibat patahan dan lipatan.
Contoh: Danau Tempe, Danau Tondano dan Danau Towuti di Sulawesi.
Ø  Danau Vulkanik yaitu danau bekas gunung api. Air danau berasal dari curah hujan yang tertampung pada lubang kepundan atau kaldera.
Contoh: Danau Kawah Gunung Kelud, Danau Kawah Gunung Batur, dan Danau Kawah Gunung Galunggung.
Ø  Danau Vulkano-Tektonik yaitu danau yang terbentuk karena gabungan proses vulkanik dan tektonik. Patahan atau depresi pada bagian permukaan bumi pasca letusan. Dapur magma yang telah kosong menjadi tidak stabil sehingga terjadi pemerosotan atau patah. Cekungan akibat patahan tersebut kemudian diisi oleh air
Contoh: Danau Toba di Sumatera.
Ø  Danau Karst terbentuk karena adanya pelarutan batuan kapur oleh air sehingga membentuk cekungan. Bila cekungan ini terisi oleh air, maka terbentuk danau yang disebut dolina. Dolina merupakan lubang-lubang yang berbentuk corong. Lubang-lubang dolina yang menjadi satu disebut uvala (telaga). Deretan uvala-uvala atau dolina menjadi satu membentuk polje.
Contoh: Lokva Bendogede di Kecamatan Ponjong di daerah Gunung Kidul.
Ø  Danau Ladam (oxbow lake atau sungai tapal kuda) terbentuk akibat proses pemotongan saluran sungai meander (Sungai berkelok yang terjadi akibat pengikisan dan pengendapan) secara alami dan ditinggalkan oleh alirannya sehingga disebut juga kali mati.
Ø  Danau Glestser adalah danau yang terbentuk karena es mencair. Pada saat gletser mencair dan meluncur ke bawah, gletser tersebut mengikis batuan yang dilaluinya sehingga terbentuklah cekungan. Jika terisi oleh air maka terbentuklah danau.
Ø  Danau Bendungan Alami adalah danau bendungan alami terbentuk karena adanya longsoran dari tebing, sehingga menutupi aliran sungai.
Contoh: Danau Pengilon di Dieng dan Telaga Sarangan di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Ø  Danau Erosi adalah danau yang terbentuk karena adanya erosi atau pendalaman dasar lembah oleh gletser dengan massa es yang besar. Contoh: Danau Great (The Great Lake) di Amerika Utara, Danau Finger di New York.
Ø  Danau Buatan atau Waduk adalah  danau yang secara sengaja dibuat oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan air pertanian, perikanan darat, air minum, dan lain sebagainya.
Contoh : Waduk Jatiluhur di Jawa Barat dan Waduk Cacaban di Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah

0 komentar:

Posting Komentar